Dahulu kala hiduplah
seekor burung gelatik yang memiliki suara kicauan yang merdu dan bulunya yang
indah. Karena keindahan dan kelincahannya ia terkenal hingga seantro belahan
negeri. Meskipun burung gelatik kecil namun pesona keindahannya tak bisa
diabaikan.
Pada suatu hari yang
cerah Bingga gelatik sedang terbang
mengitari hutan untuk mencari makanan. Namun tanpa sengaja ia melihat Lili
lebah sedang bersusah payah untuk keluar dari sarangnya yang akan diburuh oleh
pemburu liar. Bingga sengaja melihat dari kejauhan untuk berencana menolong
lili dan teman-temannya . para pemburu itu sedang membuat api yang dipenuhi
asap tebal agar lebah madu itu tidak menyerang mereka.
“ ayooo kita buat api
agar para lebah madu ini pergi segera, dan kita bisa mengambil madunya dengan
mudah” ujar pemburu yang bertumbuh gempal
Pohon pulai yang semula
rimbun berdaun segar pun layu karena panasnya api dan kepulan asap yang membuat
perih penglihatan para lebah madu dan Bingga yang mengintai dari balik dahan
pohon. Hewan -hewan yang berkeliaran diarah itu pun berusaha mencari tempat
persembunyian yang aman.
“tolong, tolong kami
siapapun yang ada disekitar sini...” lili berteriak melemah
Bingga gelatik pun
berkicau memberi kode pada kawanan lili, ia mencoba terbang mendekati sarang
lebah madu di pohon pulai. Bingga mencoba menolong sebisa mungkin. Lalu dari
arah pohon renggas keluar seekor bambula si ular ular pohon.
“hei burung bodoh,
untuk apa kau menolong lebah itu? Ia tersenyum mengejek
“ aku hanya ingin
menyelamatkan apa yang pantas ku selamatkan, bukankah kita sesama makhluk hidup
harus saling tolong-menolong” ujar Bingga seraya mencari celah untuk menolong
kawanan lebah yang mulai kehabisan tenaga karena asap
“ mereka itu hanya
lebah bodoh sama sepertimu “ jawab bambula
Bingga tak lagi
menghiraukan omongan bambula. Dengan kecepatannya ia pun segera menerobos
kepulan asap itu dan menolong kawanan lebah. Ia pun berhasil menolong kawanan
lili lebah, lalu membawa mereka keluar dari kepulan asap itu dengan terbang
cepat.
“hahha dasar gelatik
bodoh “ ujar ular yang sedang malas-malasan
Bingga dan lili lebah
serta kawannya beristirahat dipohon pulai yang rimbun ditengah hutan belantara
yang tak jauh dari pemburu itu,masih
terdengar riuh tawa para pemburu karena bahagia melihat para kawanan lebah
telah kabur dari sarangnya bahkan larva atau bayi-bayi lebah mati didalam
sarangnya.karena mereka baru saja dilahirkan jadi belum bisa terbang seperti
lili lebah.
“gelatik terima kasih
sudah menolong kami, sekarang kami kehilangan sarang untuk tinggal” lili
tertunduk lesu
“ jangan sedih masih
banyak pohon pulai disekitar sini, kalian pasti bisa membangun sarang baru “ Bingga
tersenyum
“ iya gelatik kami akan
membangun sarang baru, tapi bisakah kau membantu kami mengumpulkan getah pohon
gelatik” tanya lili penuh harap
“ tentu saja lebah,
panggil saja aku Bingga dan siapa namamu”
“ namaku lili, terima
kasih Bingga sekali lagi kau sangat baik hati sudah menolong kami meski kita
tak pernah mengenal sebelumnya” lili terbang dan hingga di sayap Bingga
“sama-sama lili aku
senang bisa menolong kalian, kita kan sama-sama mahkluk hidup yang diciptakan
tuhan untuk saling tolong-menolong tanpa harus melihat kasta” Bingga berkicau
riang
Hari pun mulai gelap, Bingga
kembali kesarangnya sambil membawa buah-buahan untuk makan malamnya. Beberapa
serangga kecil yang bisa menambah protein tinggi untuk membantu agar kicauannya
terdengar indah.
Lili dan kawannya
sementara waktu ikut ke sarang Bingga. Namun sepertinya sarang Bingga hilang
entah kemana. Bingga nampak kebingungan mencari sarangnya.
“ dimana sarangku,
mengapa sudah porak-poranda begini. Siapa yang sudah menghancurkannya”
“hahaha heiii burung
bodoh ini aku bambula yang merusaknya karena sarangmu menganggu jalanku untuk
mencari mangsa “ ular pohon itu berkata angkuh
“kau jahat sekali
bambula, padahal Bingga tidak pernah menganggumu bukan” lili nampak marah
“alahhh lebah bodoh
ini, sama saja kau lihat sarangmu sudah habis diburu para pemburu itu” ia
tertawa terbahak sambil terus mengejek dan berlalu pergi.
Bingga gelatik dan lili
lebah cantik merasa geram dengan ulah bambula yang keterlaluan serta sombong
dan egois. Mereka pun mengatur rencana untuk membuat bambula tidak lagi membuat
onar disekitar hutan ini.
“ lili apakah kau punya
ide untuk membuat bambula tidak lagi gaduh” Bingga memutar otak
“ bagaimana jika besok
kita ajak bambula bernegosiasi saja”
Mereka pun terlelap
dalam mimpi-mimpi malam yang sejuk menusuk kedalam kulit. Semilir angin
membelai dedaunan. Lantunan alam menyatu dalam kelelahan setelah berkelana.
Matahari pagi
membangunkan kedua sahabat itu Bingga dan lili mengerjapkan matanya untuk mengumpulkan kembali tenaga
menyusun strategi untuk membuat Bambula si ular pohon tak lagi sombong.
Mereka mengepakan
sayapnya dengan penuh semangat menembus hutan belantara yang rimbun. Terlihat
oleh mereka Bambula sedang melilitkan tubuhnya pada sebuah pohon nampaknya
sangat kekenyangan. Bingga dan Lili menghampiri Bambula.
“ heii bambula, kenapa
kau tidur sini apakah kau sudah mendengar jabar dari si raja hutan bahwa
pemburu ular sedang mencari ular pohon yang gemuk” bingga tersenyum licik
“ hahha hei Bingga
bodoh, mana mungkin ada pemburu ular yang mencari ular setampan aku “ ungkapnya
penuh kesombongan
“ kenapa kau tidak
percaya Bambula, ini Raja Hutan yang menyuruh
kami menyampaikannya padamu “ sambung lili
“ aku masih belum
percaya kalian, aku akan mengunjungi si raja hutan dan menanyakan hal ini, jika
benar berarti aku harus menampakan ketampanan diri dihadapan pemburu dan dengan
begitu tentunya aku tak perlu lagi bersusah payah mencari makanan di hutan kuno
ini” bambula tersenyum sombong.
Bambula melepaskan
lilitan badannya dari pohon dan mulai menyusuri sungai untuk mengunjungi rumah
si raja hutan. Bingga dan Lili sudah lebih dahulu menyusun strategi bersama si
raja hutan.
Namun tak lama
terdengar suara bambula berteriak keras dari arah jalan setapak tak jauh dari
rumah di Raja Hutan...
“ tolong,, tolong
akuuu, akuu tidak mau ditangkap seperti ini “ bambula memberontak di dalam jaring pemburu
ular.
Bingga dan lili
bersembunyi dibalik rimbunnya pohon sambil tersenyum penuh kemenangan.
Hilanglah sudah si sombong Bambula dari hutan . si Raja Hutan pun tersenyum
dari rumahnya. Amanlah untuk sementara keadaan hutan tiada pembuat onar.
Para pemburu itu
tertawa nyaring dan bahagia karena sudah berhasil menangkap Bambula si ular
gemuk itu. Bambula nampak lesu dan tidak berdaya. Tiada lagi jiwa sombong dan
sok berkuasa itu.
Ia dimasukan kedalam
karung yang sudah disiapkan para pemburu untuk dijual di kota. Bingga dan lili
kembali mengumpulkan bahan untuk membangun tempat tinggal mereka yang baru dan
nyaman.
Persahabatan yang luar
biasa, saling bekerja sama dalam kebaikan.
Bingga gelatik dan lili lebah madu cantik setiap hari bermain ditengah
hutan belantara yang hijau dan sejuk. Cerita ini mengajarkan kita untuk tidak
bersikap sombong dan merasa paling kuat serta berkuasa. Akan ada masanya dimana
kita merasakan apa yang orang lain rasakan. Bersikaplah sewajarnya saja.
----------------------------------------selesai----------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar